Download [PDF]
Transkrip Penawar Pedihnya Cobaan oleh Ahli Hikmah Ibnu Atha’illah | Mading Online Edisi #8/VII/22
Kau harus sadar bahwa Allah yang mengujimu, bukan yang lain. Dia yang lebih mengetahui maslahatmu daripada dirimu sendiri. Kesadaran ini akan menjadi sebab kebahagiaan, kesenangan, hiburan, ketawakalan, dan kesabaranmu. Dzat yang menetapkan berbagai perkara yang ditakdirkan untukmu, seperti penyakit, hilangnya harta dan anak, atau yang lainnya, adalah Dzat yang memilihkan untukmu perkara terbaik yang sesuai denganmu.
Dalam kehidupan ini pun kau kerap menyaksikan bahwa orang yang selalu berbuat baik kepadamu bisa saja sewaktu-waktu bersikap buruk dan berbuat kasar kepadamu. Sekalipun demikian, kau tetap sabar menghadapi sikap buruknya karena mungkin saja kekasaran dan keburukan sikapnya itu didasari oleh niat baik dari dalam lubuk hatinya.
Demikian pula seorang hamba, jika ia mengetahui bahwa Allah swt Maha Pemurah, Mahalembut, dan Maha Melihat kepadanya, setiap petaka dan ujian yang dijatuhkan kepadanya tidak perlu dipedulikan karena Allah tidak menghendaki darinya kecuali kebaikan. Dengan kesadaran itu, ia akan berbaik sangka kepada Allah dan yakin bahwa itu adalah pilihan-Nya untuknya. la harus yakin bahwa dalam ujian itu terkandung maslahat tersamar bagi dirinya yang tidak diketahui, kecuali oleh Allah.
Allah swt. berfirman, “Bolehjadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bolehjadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah [2]: 216)
Abu Thalib al-Makki berkata tentang ayat ini, “Seorang hamba bend kemiskinan, kekurangan, kelemahan, dan bahaya, padahal itu lebih baik baginya di hari akhir. Mungkin ia suka kekayaan, kesehatan, dan popularitas, padahal di sisi Allah itu lebih buruk baginya dan lebih jelek akibatnya.”
Sumber : Hikmah ke 106, Kitab Al-Hikam oleh Ibnu Atha’illah al-Iskandari