![]() |
Penceramah : Ustad H. Aly Musyafa |

Skrip Keajaiban Kristal Es | Mading Online Edisi #3/IV/22 :
Air adalah sumber kehidupan, tanpa air makhluk hidup akan mati. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 70% air. Sel-sel tubuh kita berisi berbagai banyak hal, tapi tidak ada yang lebih banyak atau lebih penting dari air.
Bagian terbesar dari darah yang mengalir ke seluruh tubuh kita adalah air. Tidak hanya manusia, tapi sebagian besar dari tubuh seluruh makhluk hidup terdiri dari air. Tidak hanya itu, sebagian besar planet bumi juga tertutupi oleh air. Tampaknya kehidupan ini mustahil ada tanpa air.
Tahukah Anda bahwasannya air memiliki keajaiban yang sangat luar biasa?
Seorang ilmuwan Jepang, Dr Masaru Emoto telah melakukan penelitian tentang perilaku air dalam bentuk kristal es. Hasil penelitian Dr. Masaru Emoto yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia “The True Power Of Water” [Hikmah Air dalam Olahjiwa], (MQS Publishing, 2006), merupakan pengalaman menakjubkan karena membuktikan bahwa air ternyata “hidup” dan dapat merespon apa yang disampaikan manusia.
Dr. Masaru Emoto melakukan penelitian selama 2 bulan bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi (seorang ahli sains yang mahir menggunakan mikroskop). Masaru yang menyelesaikan pendidikannya di Yokohama Municipal University Departemen Kemanusiaan dan Sains jurusan Hubungan Internasional berhasil mendapatkan foto kristal air dengan membekukan air pada suhu -25 derajat Celsius dan menggunakan alat foto berkecepatan tinggi. Lalu ditelitilah air dengan menggunakan respon kata-kata, gambar, serta suara.
Hasilnya luar biasa, air memang hidup! Dalam bukunya yang lain, “The Hidden Message in Water”, Masaru mengatakan, air seperti pita magnetik / compact disk.
Ketika diuji dengan mengucapkan kata-kata seperti “cinta dan terima kasih” maka hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat yakni membentuk kristal air heksagonal yang indah. Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kalimat “kamu bodoh” maka tidak akan membentuk kristal bahkan gambarnya jelek sekali.
Sumber :
“Wahai kaum muslimin. Sesungguhnya tidak ada harta yang lebih mulia dan berguna selain ilmu. Tidak ada yang lebih menguntungkan selain adab kesopanan. Tidak ada yang lebih berguna selain akal, tidak ada yang lebih buruk selain sifat pelit,” kata Imam Syafi’i.
“Wahai Imam Syafi’i, Tuan memiliki bakat yang hebat sebagai seorang penyair. Kehebatan Tuan melebihi saya. Tuan akan sangat rugi jika tuan menyia-nyiakan bakat itu,” kata Mus’ab sambil membujuk Imam Syafi’i agar kembali mengarang dan mendeklamasikan puisi.
“Wahai guruku Mus’ab, sesungguhnya saya lebih tertarik pada ilmu agama sehingga saya tidak dapat memberi perhatian penuh pada sastra,” kata Imam Syafi’i pula.
“Tuan cukup memberi dukungan kepada kami, golongan penyair, dengan sesekali mendampingi kami dan menghadiri majelis deklamasi puisi,” pinta Mus’ab. Imam Syafi’i lantas menyetujuinya.
Tidak lama kemudian diadakan pertandingan membaca syair di pasar ‘Ukaz. Banyak temannya yang mendesak Imam Syafi’i untuk mengikuti pertandingan itu. Imam Syafi’i tidak mau menolak permintaan mereka. Akhirnya, Imam Syafi’i mengikuti pertandingan itu.
la membacakan sebuah syair Kabilah Huzail yang panjang. Sebelum itu, tidak ada seorangpun yang dapat menghafal syair tersebut karena syair itu terlalu panjang. Namun, Imam Syafi’i dapat menghafalnya tanpa kurang sepatah kata pun. Akhirnya, ia menjadi juara dengan mengalahkan gurunya Mus’ab. Imam Syafi’i mendapat hadiah berupa uang dan pakaian yang mahal, tetapi semua hadiah itu diberikan kepada teman-temannya ya memerlukan.
“Saya mengikuti pertandingan itu bukan ingin merebut hadiahnya, tetapi sekadar memenuhi permintaan kamu,” kata Imam Syafi’i.
Karena kehebatannya, ia menjadi tempat rujukan penyair yang ingin mengkaji puisi Arab terutama puisi kabilah Huzail. Namun, minat Imam Syafi’i adalah mempelajari ilmu agama.
Sumber :
Latip Talib, Abdul. 2010. Imam Syafi’i Pejuang Kebenaran. Selangor, Malaysia : Penerbit Erlangga. Hlm. 57-58