Penceramah : Ustad Abdul Latif |
Call us today at +321 123 456 7
or email us at info@example.com
If you seek truth you will not seek victory by dishonorable means,
and if you find truth you will become invincible.
Keterbatasan manusia dalam melakukan eksplorasi di kedalaman laut tanpa menggunakan teknologi khusus, menjadi penghalang bagi para ilmuan untuk mendapatkan informasi penting seperti apa kondisi di dasar laut yang sebenarnya.
Hal ini dikarenakan manusia tidak mampu menyelam dibawah kedalaman lebih dari 30 meter disebabkan bertambahnya tekanan air pada tubuh penyelam mempengaruhi kerja otaknya, sehingga ia kehilangan kontrol terhadap geraknya. Untuk itu diperlukan peralatan khusus untuk menyelami dasar laut di kedalaman yang bisa mencapai 200 meter, bahkan 1000 meter.
Dalam publikasi ilmiah berjudul Oceans, sekolompok ilmuan mendeskripsikan keadaan di dasar laut sebagai berikut:
Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali.
(Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)
Penelitian ilmuan baru-baru ini, mereka menemukan sesuatu yang unik, yaitu adanya gelombang di dasar lautan, hal ini dapat ditemukan pada lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda.
Gelombang di kedalaman laut ini disebut gelombang internal (internal waves), di mana terdapat pada wilayah perairan di kedalaman laut dan samudra. Pada kedalaman ini, air laut memiliki massa jenis yang lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal biasanya tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)
Sungguh Maha Benar Allah atas segala FirmanNya, dikala teknologi kapal selam belum ditemukan, informasi Al Qur’an 1400 tahu lalu tentang keadaan di dasar lautan seperti yang kita paparkan diatas sangatlah berkesusaian dengan penemuan ilmiah saat ini.
Ini adalah bukti, bahwa Al Qur’an adalah Firman Allah SWT yang mutlak benar, dan tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya.
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.”
(Al Qur’an An-Nur 24:40)
SubhanAllah…
Mading Online Edisi #2/IV/22
Disusun oleh @ardiyansyahdotcom
Sumber :
Silahkan lihat link di bawah ini :
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.1496466473959168.1073741869.1420880421517774&type=3
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika
Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda yang terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
Lebah memiliki alat komunikasi yang sangat unik dan sulit dipercaya. Komunikasi unik ini terjadi setelah lebah menemukan sumber makanan, lebah pemadu yang bertugas mencari bunga untuk pembuatan madu terbang lurus ke sarangnya. Ia memberitahukan kepada lebah-lebah yang lain arah sudut dan jarak sumber makanan dari sarang dengan sebuah tarian khusus. Setelah memperhatikan dengan seksama isyarat gerak dalam tarian tersebut, akhirnya lebah-lebah yang lainnya mengetahui posisi sumber makanan tersebut dan mampu menemukannya tanpa kesulitan.
Ketika lebah kembali dari sumber makanan, mereka menari di sarangnya. Lebah melakukan tarian ketika sumber makanan ada di dekatnya. Lebah membuat dua garis setengah lingkaran, kemudian kembali ke titik awal.
Lebah juga menunjukkan tarian berbentuk garis bergelombang setengah lingkaran berbentuk angka delapan untuk memberikan informasi tentang jarak dari sumber makanan.
Mata lebah diciptakan untuk merasakan sinar ultraviolet. Dengan cara ini, sinar ultraviolet yang tercermin dari kelopak bunga akan memberitahukan lebah terbang pada koordinat di mana mereka menemukan bunga yang dipenuhi serbuk sari.
Para ilmuwan meneliti struktur sempurna sarang lebah ini memiliki perhitungan matematis mengagumkan yang dilakukan sedemikian rupa dan sangat kompleks. Ini adalah desain yang membutuhkan kejelian matematika paling rumit.
Lebah menghitung besar sudut antara rongga satu dengan lainnya pada saat membangun rumahnya. Suatu rongga dengan rongga di belakangnya selalu dibangun dengan kemiringan tiga belas derajat dari bidang datar. Dengan begitu, kedua sisi rongga berada pada posisi miring ke atas. Kemiringan ini mencegah madu agar tidak mengalir keluar dan tumpah.
Lebah madu membuat tempat penyimpanan madu dengan bentuk heksagonal. Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk geometris lain. Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan mereka menyimpan madu dalam jumlah maksimal dengan menggunakan material yang paling sedikit. Para ahli matematika merasa kagum ketika mengetahui perhitungan lebah yang sangat cermat ini.
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3.
Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina.
Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter asal Rumania mengatakan bahwa ia mencoba menggunakan madu untuk mengobati pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh sama sekali. Para dokter asal Polandia juga mengatakan dalam konferensi tersebut bahwa getah lebah (bee resin) dapat membantu menyembuhkan banyak penyakit seperti bawasir, penyakit kulit, penyakit ginekologis dan berbagai penyakit lainnya.
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan, bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 68-69)
Sumber :
Ensiklopedia mukjizat ilmiah Al Qur’an 14 : Keajaiban lebah / Harun Yahya ; penerjemah, Vicky Nurhayati ; editor, Rizki J. Suherman. Bandung : Sygma Creative Media, 2016